Ada dua cara untuk mengakui Allah sebagai sumber kita: Persepuluhan dan Persembahan. Persepuluhan menghormati Allah sebagai sumber, sedangkan persembahan memungkinkan Allah untuk memberkati. Persepuluhan adalah bajak yang menggemburkan tanah dan persembahan adalah benih yang olehnya Allah memberkati kita.
Tuhan tertarik pada bagian yang pertama dan yang terbaik karena ketika kita memberikan kembali kepadaNya berarti kita mengakui Dia. Persepuluhan adalah yang pertama dan persembahan adalah yang terbaik. Allah menghendaki yang pertama atas segala hal. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36).
Persepuluhan
Definisi sederhana dari persepuluhan adalah sepuluh persen pertama dari seluruh pendapapatan kita. Ini bukan hanya tentang persentase dari keuntungan; ini adalah sepuluh persen pertama dari apa pun yang kita terima. Misalnya seorang petani yang sedang memerah susu salah satu sapinya. Ketika susu tersebut ditaruh dalam ember, krim atau kepala susunya naik ke atas. Allah menginginkan apa yang ada di atas – Dia menginginkan krimnya, tidak hanya sepuluh persen dari susu tersebut.
Memberi persepuluhan lebih dari sekadar latihan agamawi; ini adalah sebuah tanda penghormatan pada Sang Sumber dari berkat-berkat yang telah kita terima. Bahkan orang kafir pun memberi persepuluhan pada zaman dahulu kala. Mereka melakukan hal itu karena takut pada dewa-dewa yang marah dan tidak dapat diredakan. Kita memberi perpuluhan untuk menghormati satu-satunya Allah yang benar ang adalah sumber segala berkat.
Beberapa orang berkata bahwa persepuluhan adalah hukum Perjanjian Lama yang sudah usang dan tidak ada lagi dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Baru tidak berbicara banyak tentang persepuluhan. Perjanjian Baru juga tidak berbicara banyak tentang larangan untuk membunuh dan berzinah dan hal-hal lain yang telah ditetapkan atas bangsa Israel. Persepuluhan adalah suatu kebenaran, sebagai tanda penghormatan pada Allah. Menghormati Allah tidak akan pernah usang dimakan zaman.
Sumber : Disadur dari: Buku Strategies for Financial Breakthrough (Eugene Strite)